Rabu, 26 November 2014

PERMAINAN PRAMUKA

0 komentar
1.REBUT DAN RAMPAS Peralatan : Tongkat atau sapu lidi untuk tiap anak Jumlah pemain : bebas Waktu : 10 menit Tujuan : Melatih kecekatan & Melatih kesetiakawanan Unsur hiburan Semua anak membentuk lingkaran dengan jarak kira-kira 1 meter. Semakin ahli, jaraknya dapat semakin jauh. Tiap anak memegang tongkatnya hingga berdiri tegak di lantai. Bila ada perintah “ya” tiap anak harus melepaskan tongkatnya dan cepat-cepat menangkap tongkat teman di sebelah kanannya. Bila tongkat itu sudah keburu jatuh, maka ia dikeluarkan. Permainan ini sangat menyenangkan dan dapat bervariasi. Jarak antar anak dapat diperbesar bila anak-anak sudah mampu, perintah dapat berupa “kiri” atau “kanan”. Bila ingin permainan lebil lama, maka setelah jatuh 3 kali baru dikeluarkan. 2.PETANI DAN PENCURI Peralatan : Karet gelang atau tali, kantong kacang, atau potongan kain atau agar kelihatan sungguhan, sebuah apel. Jumlah pemain : bebas Waktu : 8-10 menit Tujuan : Melatih kecepatan Unsur hiburan Anak-anak membentuk lingkaran dan seorang anak, yang jadi pencuri disuruh keluar ruangan. Selagi ia diluar, seorang anak ditunjuk sebagai petani. Sebuah benda ditaruh di tengah lingkaran. Pencuri tadi datang dan berjalan diluar lingkaran. Ia boleh memasuki lingkaran dari mana saja dan mencuri benda itu. Petani harus menangkapnya pada saat pencuri menyentuh benda tersebut. Pencuri itu harus lari keluar dari lingkaran lewat jalan masuk tadi dan ia selamat bila ia dapat keluar tanpa tertangkap. Bila ia tidak tertangkap, maka petani itu harus jadi pencuri dan dipilih petani baru.. 3. ARUNG JERAM Tujuan : a. Kerja sama tim. b. Kekompakan regu. c. Yang kuat membantu yang lemah. d. Menetapkan bersama trategi manajemen secara tepat. e. Menempatkan diri saat bertindak/ menjalankan tugas. Alat : a. Tali besar ( diameter 4-5 cm/ seukuran tali Perahu ).( panjang tali sesuaikan dengan anggota regu yang bermain. ) b. Kedua ujung tali di ikat dengan kuat. Pelaksanan : a. Semua anggota regu duduk melingkar dengan kedua kaki menjulur (selonjor) ke dalam lingkaran. b. Tiap anggota regu kedua tangannya memegang tali, jarak antar anggota regu 0,5 – 1 meter. Jarak semakin rapat semakin baik. Peraturan : a. Semua anggota regu berupaya untuk berdiri secara bersama-sama. b. Saat mencoba berdiri, kedua kaki/ lutut tidak boleh ditekuk ( Tetap Lurus ) c. Setelah dapat berdiri bersama, kemudian berupaya duduk bersama kembali. d. Diupayakan jangan ada peserta yang terjatuh. 4. STICK GOYANG Tujuan : a. Menjalin Kerja sama dan toleransi antar anggota. b. Belajar saat menerima dan kapan harus memberikan kesempatan kepada yang lain. c. Berlatih menghadapi segala rintangan atas asas kebersamaan. Alat : a. Tali Pramuka/ boleh rafia. Sejumlah peserta. b. Tongkat/ Balok/ papan kayu/ Bambu . Panjang ( 2- 3 meter ) Diameter bebas. c. Aneka Halang rintang. Pelaksanaan : a. Tiap anggota regu berhak memegangi utas tali . boleh sebelah kanan atau kiri b. Ditengah tarikan utas tali, diletakkan balok/ bambu dengan tali dalam kondisi kencang. c. Regu Menempuh suatu perjalanan penuh rintangan dengan jarak bebas. d. Regu dengan waktu tempuh tercepat dan balok/ bambu tidak pernah jatuh itulah yang terbaik e. Rintangan dapat dibuat sedemikian rupa, sehingga perjalanan membawa balok/ bambu nampak penuh tantangan. ( Melebar, menyempit, lompat, naik dan turun) 5. BAUT BARISAN Tujuan : Agar seluruh peserta bisa berkenalan lebih jauh, fisik maupun sifat-sifat mereka, sekaligus melatih mereka bekerjasama dalam kelompok. Langkah-langkah : a. Peserta di bagi dalam 2 kelompok yang sama banyak (bila jumlah peserta ganjil, seorang pemandu bisa masuk ke dalam salah 1 kelompok). b. Pemandu menjelaskan aturan permainan sebagai berikut : 1. Kedua keompok akan berlomba menyusun barisan. Barisan disusun berdasarkan aba-aba pemandu :tinggi badan, panjang rambut, usia dst. 2. Pemandu akan menghitung sampai 10, kemudian kedua kelompok, selesai atau belum, harus jongkok. 3. Setiap kelompok secara bergantian memeriksa apakah kelompok lawan telah melaksanakan tugasnya dengan benar. 4. Kelompok yang menang adalah kelompok yang melaksanakan tugasnya dengan benar dan cepat ( bila kelompok dapat meyelesaikan tugasnya sebelum hitungan ke 10 mereka boleh langsung jongkok untuk menunjukkan bahwa mereka telah selesai melakukan tugas). c. Sebelum pertandingan di mulai bisa dicoba terlebih dahulu untuk memastikan apakah aturan mainnya sudah dipahami dengan benar. 6. BERCERMIN Latihan yang menyenangkan ini digunakan untuk mendiskusikan perasaan dan sikap dalam menuntun dan mengikuti orang lain. Acara sore yang baik. Prosedur : a. Setiap peserta memilih pasangannya dan berdiri berhadapan dengan tangan ke atas dalam jarak kira-kira sejengkal. Mereka menirukan gerak pasangannya, layaknya sebuah cermin, demikian bergantian sesuai dengan keinginan mereka. b. Untuk putaran kedua, pasangan meneruskan bercermin, tapi kali ini kedua tangannya bersentuhan dengan lembut. c. Pada putaran ketiga, mintalah mereka merapatkan tangan dengan kuat, dan melanjutkan menuntun mengikuti bergantian. Bahan diskusi : 1. Apa bedanya antara ketiga pengalaman tadi ? 2. Bagaimana perasaan anda pada setiap latihan menuntun dan mengikuti tadi ? 3. Adakah persamaan yang anda temukan dalam hal menuntun dan mengikuti dengan kenyataan sehari-hari? Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Sejarah Pramuka di Dunia dan Indonesia

0 komentar
Sejarah Pramuka – Pramuka merupakan kependekan dari Praja Muda Karana yang berarti kaum muda yang suka berkarya. Di Indonesia sendiri penggunaan istilah “Pramuka” baru resmi digunakan pada tahun 1961. Akan tetapi gerakan pramuka sejatinya telah ada sejak jaman penjajahan belanda dengan nama kepanduan. Taukah anda sejarah pramuka di dunia dan di Indonesia? maka simak asal usul pramuka di bawah ini. sejarah pramuka Sejarah Pramuka di Dunia Istilah pramuka hanya digunakan di Indonesia sedangkan di dunia pramuka disebut Scout. Gerakan yang juga disebut Scouting atau Scout Movement ini bertujuan untuk pengembangan para pemuda secara fisik, mental, dan spiritual. Sejarah pramuka di dunia sendiri dimulai pada 25 Juli 1907 ketika Lord Robert Baden Powell saat itu sebagai Letnan Jendral tentara Inggris untuk pertama kalinya mengadakan perkemahan pramuka di pulau Brown Sea, Inggris selama 8 hari. Selanjutnya pada tahun 1908 Baden Powel menulis buku tentang prinsip dasar kepramukaan “Scouting for Boys” yang artinya pramuka untuk laki-laki. Pada tahun 1912 dengan babtuan adik perempuan Baden Powell bernama Agnes maka terbentuklah organisasi pramuka untuk perempuan dengan sebutan “Girls Guides“. Organisasi kepramukaan perempuan ini pun dilanutkan oleh istri Baden Powell. Selanjutnya di tahun 1916 di dirikanlah kelompok pramuka siaga dengan nama CUB (anak srigala). Pedoman kegiatan yang dilakukan berdasarkan dari sebuah buku yang berjudul “The Jungle Book” karangan Rudyard Kipling. Pada tahun 1918 Baden Powell kembali membentuk Rover Scout, yaitu organisasi pramuka bagi mereka yang telah berusia 17 tahun. Selang empat tahun kemudian yaitu tahun 1922 Powel menerbitkan buku menerbitkan buku ”Rovering To Succes” buku ini menggambarkan seorang pemuda yang harus mengayuh sampannya menuju kepantai bahagia. Jambore Dunia Di tahun 1920 merupakan tahun yang sangat berpengaruh dalam sejarah pramuka dimana untuk pertama kalinya di adakan Jambore di dunia. Selain itu tahun ini juga dibentuk Dewan Internasional pramuka yang beranggotakan 9 orang biro dan biro pusat di London. Biro pramuka putra dunia memiliki lima kantor wilayah yaitu Costa Rica, Mesir, Filipina, Swiss, dan Nigeria. Sedangkan untuk putri memiliki lima kantor pusat sekretariat di London dan biro kantor wilayah di Amerika Latin, Arab, Asia Pasifik, dan Eropa. Jambore Dunia ke-I di laksanakan di Olympia Hall, London. Dalam kegiatan tersebut diundang pula peserta dari 27 Negara dan pada saat itu Baden Powell diangkat sebagai Bapak Pandu Sedunia (Chief Scout of The World ).

Pramuka Sebagai Ekstraurikuler wajib

0 komentar
Akhir – akhir ini muncul perbincangan di kalangan Pembina dan pendidik yang mengupas tentang pramuka akan menjadi pelajaran wajib di sekolah. Perbincangan itu serius baik di lingkungan sekolah maupun pada media jejaring social. Perbincangan dan perdebatan ada yang pro dan ada pula yang kontra. Bagi yang pro menganggap bahwa nilai-nilai kegiatan kepramukaan sangat relevan untuk menjawab permasalahan anak-anak dan remaja saat ini yang telah mengkawatirkan. Oleh sebab itu pramuka setuju menjadi mata pelajaran wajib di sekolah. Bagi yang kontra, dengan mewajibkan peserta didik ikut pelajaran kepramukaan menganggap melanggar anggaran dasar dan anggaran rumah tangga gerakan pramuka tentang prinsip-prinsip dasar kepramukaan itu, antara lain prinsip kesukarelaan. Bahwa mengikuti kepramukaan tidak boleh dipaksakan kepadasiapa pun. Perkembangan pramuka dewasa ini sudah mulai bangkit dan menggembirakan dibanding pada awal reformasi, seolah pramuka tenggelam dimakan jaman. Sejak revitalisasi dicanangkan Gerakan Pramuka tahun 2006, sesuai ajakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada HUT Pramuka ke-46. Telah banyak kegiatan pramuka yang berdampak positif bagi organisasi dan masyarakat. Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan akhirnya meluncurkan pelaksanaan Kurikulum 2013 yang mulai diberlakukan tahun pelajaran 2013/2014 secara terbatas dari kelas I dan IV SD/MI, kelas VII SMP/MTs dan Kelas X SMA/MA/SMK. Dalam kurikulum tersebut dinyatakan bahwa pramuka menjadi ekstrakurikuler wajib di sekolah. Menyikapi pemberlakuan kurikulum tersebut bagi sekolah yang menjadi pangkalan gugusdepan pramuka dapat segera menyusun program latihan yang spesifik dan kongkrit sesuai dengan kurikulum pramuka. Bagi pusat pendidikan dan pelatihan pramuka dapat segera menyusunrencana program diklatbagi guru yang menjadi Pembina pramuka. Rencana pendidikan dan pelatihan tersebut dapat dilakukankerjasamaantaraPudiklatPramukadanganDinasPendidikan di daerah. Implementasi pelaksanaan kurikulum 2013 yang di dalamnya kepramukaan sebagai ekstrkurikuler wajib mengandung makna bahwa sekolah terikat dengan ketentuanitu. Pelaksanaan di sekolah mengisyaratkan kepada Kepala Sekolah sebagai Majelis Pembimbing GugusDepan menata kembali kelembagaan gugusdepan segabai lembaga pendidikan kepramukaan dengan mendukung secara moral, material dan finansial. Kepala Sekolah dapat meningkatkan kemampuan dan kompetensi guru sebagai Pembina pramuka melalui diklat yang dilaksanakan oleh Pusdiklat Pramuka. Sekolah sebagai gugusdepan menyusun kegiatan-kegiatan pelatihan yang menarik dan menantang untuk peserta didik. Pendidikan kepramukaan dapat diberikan kepada semua peserta didik, ini bukan berarti semua peserta didik harus menjadi anggota pramuka. Nilaike pramukaan secara universal dapat ditamankan. Sehingga pelaksanaan ini tidak melanggar prinsip dasar kepramukaan yaitu kesukarelaan. Kita dapat menganalogikan di lingkungan pendidikan Muhammadiyah ada materi pelajaran Kemuhammadiyahan, tetapi tidak serta merta peserta didik mejadi anggota Muhammdiyah. PemberlakuanKurikulum 2013 yang didalamnya Pramuka menjadi ekstrakurikuler wajib kita sambut baik dengan berbagai upaya pemberdayaan gugusdepan sebagai lembaga pendidikan pramuka di sekolah. Pemberdayaan tersebut menjadi tanggungjawab semua pemangku pendidikan baik orang tua, sekolah, masyarakat dan pemerintah. Bukti dukungan pemangku pendidikan a dalah saran masukan dan dukungan dana yang realistis. Kegiatan kepramukaansebagaiekstrakurikulerwajib di sekolah semoga dapat berjalan sesuai dengan ketentuan kurikulum .Sehinggakepramukaan yang mengedepankan pendidikan karakter menjad isolusi permasalahan anak-anak dan remajasaat ini.